JAVANEWS.ID – Suasana penuh haru dan bahagia menyelimuti Stadion Jatidiri, Semarang, Kamis 11 Desember 2025.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah resmi mengangkat 13.111 pegawai honorer menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Paruh Waktu.
Momentum bersejarah ini menjadi titik balik bagi belasan ribu honorer, terutama guru dan tenaga pendidik yang selama bertahun-tahun mengabdi tanpa kepastian status.
Kisah Feni: Dari Aksi Damai hingga SK
Feni Ekomawati, guru asal Demak tak kuasa menahan air mata bahagia. Sejak 2017 ia mengajar di sekolah swasta dengan honor terbatas. Meski lolos seleksi PPPK pada 2021, formasi tak tersedia sehingga ia harus menunggu bertahun-tahun.
“Kami hanya ingin dihargai. Kami punya keluarga untuk dinafkahi, tapi tetap memilih mengabdi demi murid-murid,” ungkap Feni.
Setelah melalui audiensi dan aksi damai hingga ke Jakarta, penantiannya akhirnya terjawab. Kini ia resmi mengajar di SMA Negeri 1 Karanganyar, Demak.
Supriadi: 15 Tahun Mengabdi, Kini Resmi ASN Paruh Waktu
Kebahagiaan serupa dirasakan Supriadi, guru PPKn di Demak. Tiga kali gagal CPNS dan sempat tertahan karena regulasi, ia tetap bertahan mengajar meski gaji swasta terbatas.
“Mengajar adalah panggilan. Ini penghargaan besar bagi kami. Semoga ke depan bisa meningkat jadi penuh waktu, bahkan PNS,” harapnya.
Pesan Gubernur: SK adalah Kepercayaan Negara
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan, SK bukan sekadar dokumen administratif, melainkan bentuk kepercayaan negara.
“SK ini harus jadi motivasi meningkatkan kinerja. Jangan sampai semangat pudar setelah dapat SK,” tandasnya.
Dengan tambahan PPPK Paruh Waktu, total ASN di lingkungan Pemprov Jateng kini mencapai 63.049 orang. Jawa Tengah pun tercatat sebagai daerah dengan pengangkatan PPPK Paruh Waktu terbanyak di Indonesia.












