JAVANEWS.ID – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan apresiasi atas langkah inovatif Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI yang meluncurkan program pemberdayaan ekonomi umat melalui Zmart, ZCoffee, dan Baznas Microfinance Masjid (BMM).
Program ini diyakini mampu memperkuat transformasi mustahik menuju kemandirian sekaligus mendukung visi membangun ekosistem syariah di Jawa Tengah.
Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno, yang hadir mewakili Gubernur Ahmad Luthfi dalam acara peluncuran di Masjid Agung Jawa Tengah, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar bantuan, melainkan upaya nyata untuk mengentaskan kemiskinan.
Ia berharap para mustahik yang menerima manfaat dapat memiliki penghasilan rutin sehingga kelak bertransformasi menjadi muzakki.
Kehadiran Zcoffee, Zmart, dan BMM menurutnya akan semakin memudahkan terwujudnya ekosistem syariah. Tren minum kopi yang kini digemari berbagai kalangan, misalnya, membuka peluang besar bagi jaringan Zcoffee untuk berkembang.
Sementara itu, Zmart diharapkan membangun kepercayaan masyarakat bahwa sistem retail bisa berjalan dengan orientasi pemberdayaan, bukan hanya keuntungan.
Adapun BMM hadir sebagai solusi pembiayaan syariah yang melindungi umat dari jeratan riba, rentenir, dan pinjaman ilegal.
Ketua Baznas RI, Noor Ahmad, menambahkan bahwa tujuan utama dari ketiga program ini adalah pengentasan kemiskinan melalui ekonomi berkelanjutan.
Menurutnya, pengelolaan zakat adalah amanah umat yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
“Zakat berasal dari harta yang suci, karena orang yang mengeluarkan zakat tujuannya adalah mensucikan harta. Semoga program ini menjadi energi baru dalam mempercepat penurunan kemiskinan di Jawa Tengah,” ujarnya.
Sejak pertama kali diluncurkan pada 2022, ZCoffee telah hadir di 12 provinsi dan 30 kabupaten/kota, memberdayakan 130 mustahik.
Di Jawa Tengah sendiri, terdapat 22 outlet ZCoffee termasuk yang berada di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah.
Program BMM juga telah bermitra dengan 183 masjid, menyalurkan Rp26,3 miliar, dan memberdayakan lebih dari 9.000 mustahik. Di Semarang, program ini mendampingi 70 mustahik melalui skema qardhul hasan tanpa bunga, sehingga jamaah dapat terhindar dari pinjaman tidak sehat.
Sementara itu, Baznas menargetkan 1.300 Zmart di Jawa Tengah dengan dukungan anggaran Rp6,24 miliar, yang sudah melahirkan ratusan muzaki baru di seluruh Indonesia.
Dengan hadirnya Zmart, ZCoffee, dan BMM, Baznas RI bersama Pemprov Jateng menunjukkan komitmen kuat untuk membangun ekosistem ekonomi syariah yang inklusif.
Program ini bukan hanya memberi manfaat jangka pendek, tetapi juga membuka jalan bagi mustahik untuk naik kelas, menjadi mandiri, dan pada akhirnya ikut berkontribusi sebagai muzakki.












