Kawasan Industri Batang Siapkan Layanan Listrik dan Energi Hijau untuk Investor

Direktur Utama KITB Anak Agung Putu Ngurah Wirawan saat audiensi dengan Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, Rabu 17 Desember 2025 (foto: Pemprov Jateng)
Direktur Utama KITB Anak Agung Putu Ngurah Wirawan saat audiensi dengan Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, Rabu 17 Desember 2025 (foto: Pemprov Jateng)

JAVANEWS.ID – Pengelola Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) berencana meningkatkan keandalan pelayanan kelistrikan sekaligus memanfaatkan energi terbarukan guna mendukung kebutuhan investor.

Direktur Utama KITB Anak Agung Putu Ngurah Wirawan menyampaikan rencana tersebut kepada Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi melalui permohonan rekomendasi penetapan Wilayah Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (WUPTL) di kawasan KITB.

“Kami melaporkan progres pembangunan dan kemajuan KITB, sekaligus menyampaikan permohonan rekomendasi kepada Gubernur terkait izin usaha kelistrikan berdampingan dengan PLN di kawasan KITB,” ujar Wirawan, Rabu 17 Desember 2025.

Wirawan menjelaskan, rekomendasi WUPTL merupakan layanan nonperizinan yang menjadi kewenangan gubernur, sesuai Peraturan Gubernur Jateng Nomor 13 Tahun 2025. Namun, layanan tersebut belum tersedia dalam sistem OSS-RBA maupun SIAP Jateng, sehingga perlu pengembangan sistem.

Selain penguatan layanan listrik, KITB juga merencanakan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), seperti panas bumi dan panel surya, untuk memenuhi kebutuhan investor.

“Banyak pelanggan kami membutuhkan energi hijau. Jika Jawa Tengah memiliki sumber listrik hijau, itu bisa ditawarkan kepada kami untuk disalurkan ke industri hijau di KITB,” jelasnya.

Sejak beroperasi tiga tahun lalu, nilai investasi di KITB telah mencapai hampir Rp 22 triliun. Pengelola menargetkan investasi mencapai Rp 70 triliun hingga 2030.

“Target kami sampai 2030 sekitar Rp 70 triliun. Karena itu kami lengkapi kawasan dengan keandalan listrik dan energi terbarukan,” tegas Wirawan.

Langkah KITB sejalan dengan komitmen Gubernur Jateng Ahmad Luthfi dalam mendorong pengembangan energi hijau untuk mendukung investasi.

“Prinsipnya kami dukung. Ini harus diwujudkan karena dalam setiap pembahasan investasi, yang selalu ditanyakan adalah ketersediaan energi hijau,” kata Luthfi.