GINSI Jateng Dikukuhkan, Siap Dongkrak Daya Saing Importir di Tengah Pertumbuhan Ekonomi

pengukuhan BPD GINSI Jateng, Kamis 18 Desember 2025 (foto: dok GINSI Jateng)
pengukuhan BPD GINSI Jateng, Kamis 18 Desember 2025 (foto: dok GINSI Jateng)

JAVANEWS.ID – Dunia usaha Jawa Tengah kembali mendapat energi baru dengan dikukuhkannya Badan Pengurus Daerah Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (BPD GINSI) Jawa Tengah Masa Bhakti 2025–2030.

Organisasi yang menaungi para pengusaha importir ini diharapkan mampu menjadi katalis peningkatan daya saing sekaligus mitra strategis pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Ketua Umum BPP GINSI, Capt H Subandi menegaskan bahwa sejak berdiri pada 1956, GINSI konsisten memberikan manfaat bagi pelaku usaha importasi melalui pembinaan dan advokasi.

“Melalui pengukuhan ini, GINSI Jateng diharapkan terus meningkatkan perannya dalam membina pelaku usaha agar keberadaannya bisa berkontribusi nyata bagi perekonomian Jawa Tengah,” ujarnya di Semarang, Kamis 18 Desember 2025.

Ketua BPD GINSI Jateng, Budiatmoko, menambahkan bahwa perubahan regulasi dan ketatnya persaingan global menjadi tantangan besar bagi importir.

Untuk itu, GINSI Jateng akan fokus pada peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan serta menjadi jembatan aspirasi pengusaha kepada pemerintah.

“Kami mendukung upaya Pemprov Jateng menekan biaya logistik dan memastikan importir tetap kompetitif,” katanya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyoroti capaian ekonomi daerah yang tumbuh 5,7%, lebih tinggi dari rata-rata nasional.

Realisasi investasi pun mendekati Rp 66,88 triliun, menjadikan Jateng sebagai magnet bagi investor.

“Kolaborasi pemerintah dengan dunia usaha, termasuk GINSI, sangat penting untuk menumbuhkan ekonomi baru dan menarik investasi agar lebih mudah masuk ke Jawa Tengah,” tegasnya.

Dengan pengukuhan ini, GINSI Jateng diharapkan tidak hanya menjadi wadah komunikasi importir, tetapi juga motor penggerak daya saing regional.

Sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan investor diyakini mampu memperkuat posisi Jawa Tengah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia.