Ekonomi Jateng Tumbuh 5,37 Persen, Gubernur Dorong Kolaborasi dengan Importir

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi saat memberikan sambutan pada pengukuhan pengurus BPD Ginsi Jateng di Hotel Grasia, Semarang, Kamis 18 Desember 2025 (foto: Pemprov Jateng)
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi saat memberikan sambutan pada pengukuhan pengurus BPD Ginsi Jateng di Hotel Grasia, Semarang, Kamis 18 Desember 2025 (foto: Pemprov Jateng)

JAVANEWS.ID – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menekankan pentingnya peran Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (Ginsi) Jawa Tengah sebagai mitra pemerintah dalam memperkuat ekosistem ekspor-impor daerah.

Menurutnya, Ginsi memiliki posisi strategis dalam menjembatani kepentingan regulator dengan pelaku usaha importasi.

“Impor terjadi karena barang tersebut memang belum tersedia di dalam negeri. Ada kebutuhan, regulasi, dan mekanisme yang harus diselaraskan. Ginsi kami harapkan menjadi mitra pemerintah agar kebijakan dapat dipahami dan dijalankan oleh pelaku usaha,” ujar Luthfi saat pengukuhan pengurus Badan Pengurus Daerah (BPD) Ginsi Jawa Tengah di Hotel Grasia, Semarang, Kamis 18 Desember 2025.

Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah mencapai 5,37 persen secara tahunan, lebih tinggi dari rata-rata nasional. Hal ini menjadi indikator bahwa Jawa Tengah memiliki potensi besar sebagai pusat investasi baru.

Data menunjukkan, struktur impor Jawa Tengah didominasi bahan baku industri sebesar 83,34 persen, barang modal 10,89 persen, dan barang konsumsi 4,77 persen. Sementara impor nonmigas terbesar berasal dari China (60,10 persen), ASEAN (10,25 persen), dan Amerika Serikat (5,80 persen).

Di sisi lain, ekspor nonmigas Jawa Tengah periode Januari–Oktober 2025 mencapai US$10,11 miliar, tumbuh 11,29 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Negara tujuan utama ekspor antara lain Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, Belanda, dan Korea Selatan.

Untuk mendukung kelancaran ekspor-impor, Pemprov Jateng terus mendorong pembangunan kawasan industri, revitalisasi Pelabuhan Tanjung Emas, optimalisasi Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, serta rencana pembangunan dry port oleh PT KAI.

“Dari sekitar 11 juta kontainer logistik nasional, sekitar 7 juta berasal dari Jawa Tengah. Ini menjadi alasan kuat mengapa dry port sangat dibutuhkan untuk memperkuat sistem logistik dan perekonomian daerah,” jelas Luthfi.

Ketua Umum BPP Ginsi, Capt Subandi, menegaskan bahwa Ginsi harus mampu memberikan manfaat nyata bagi pelaku usaha importasi serta berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

“Ginsi Jawa Tengah harus berani meluruskan stigma negatif terhadap importir. Peran utama kami adalah menjembatani kepentingan pelaku usaha dengan pemerintah,” ungkapnya.