JAVANEWS.ID – Kabupaten Batang menghadapi tantangan serius dengan meningkatnya temuan kasus HIV/AIDS.
Hingga akhir 2025, tercatat 1.059 kasus HIV di wilayah ini, membuat pemerintah daerah bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Batang bergerak cepat menggelar pertemuan lintas sektor untuk memperkuat strategi pencegahan.
Pertemuan yang berlangsung di Hotel Sendang Sari Batang menghadirkan berbagai instansi terkait, mulai dari Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Disnaker, hingga DP3AP2KB.
Sekretaris KPA Batang, Mudhofir, menegaskan pentingnya sinergi antarinstansi dalam menghadapi ancaman penularan HIV/AIDS.
“Kami ingin bersama-sama melakukan langkah pencegahan dan meminimalisir penularan. Apalagi dengan hadirnya dua kawasan industri di Batang, pantauan harus terus diintensifkan,” ujarnya.
Data Dinas Kesehatan Batang menunjukkan, dari total kasus HIV, sebanyak 494 orang dengan HIV (ODHIV) sudah menjalani pengobatan antiretroviral (ARV).
Namun, 565 ODHIV lainnya belum mengakses layanan kesehatan, sehingga berisiko memperburuk kondisi. Selain itu, tercatat 155 jiwa terpapar HIV/AIDS.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Batang, Dirgahayu Riyadi, menyoroti faktor-faktor pemicu penularan seperti pergaulan bebas remaja, destinasi wisata, hingga tekanan ekonomi keluarga.
“Edukasi harus terus diintensifkan agar masyarakat memahami bahaya penularan HIV/AIDS,” tegasnya.
Sepanjang 2025, Dinkes Batang melakukan skrining terhadap kelompok berisiko, meliputi:
- 10.050 ibu hamil
- 1.643 penderita TBC
- 30 penderita Infeksi Menular Seksual
- 772 wanita pekerja seks
- 2.556 lelaki seks lelaki (LSL)
- 79 waria
- 280 warga binaan pemasyarakatan
Sementara itu, Koordinator Forum Komunikasi Peduli Batang, Ahmad Nafis, menegaskan pihaknya terus menyasar komunitas berisiko untuk memberikan edukasi.
“Kami dampingi mereka agar bisa mencegah penularan. Sedangkan bagi ODHIV, kami dorong agar patuh minum obat sehingga tidak menularkan ke orang lain,” katanya.
Saat ini, sekitar 200 ODHIV sedang diupayakan untuk rutin mengonsumsi obat ARV. Namun sebagian masih belum disiplin karena minimnya pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya pengobatan.
Dengan adanya pertemuan lintas sektor ini, diharapkan Kabupaten Batang mampu memperkuat strategi pencegahan HIV/AIDS, meningkatkan kesadaran masyarakat, serta memastikan akses layanan kesehatan bagi ODHIV berjalan lebih optimal.












