Inflasi Jateng November 2025 Terkendali, Pangan dan Emas Jadi Pendorong Utama

ilustrasi inflasi (pixabay/ Sashakuk)
ilustrasi inflasi (pixabay/ Sashakuk)

JAVANEWS.ID – Laju inflasi di Jawa Tengah pada November 2025 menunjukkan tren menurun. Bank Indonesia Jawa Tengah mencatat inflasi bulanan sebesar 0,19% (mtm), lebih rendah dibanding Oktober yang mencapai 0,40% (mtm).

Secara tahunan, inflasi Jateng berada di level 2,79% (yoy), sedikit di atas inflasi nasional sebesar 2,72% (yoy), namun tetap terjaga dalam rentang sasaran 2,5±1% (yoy).

Plt. Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng, Andi Reina Sari Hufaid, menyebut capaian ini sebagai bukti stabilitas harga yang relatif terjaga meski ada tekanan dari komoditas pangan, emas, dan transportasi.

“Inflasi Jawa Tengah pada November tetap terkendali, meski ada tekanan dari beberapa komoditas. Kondisi ini menunjukkan stabilitas harga yang cukup baik,” ujarnya.

Secara spasial, seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah mencatat kenaikan harga.

Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Wonosobo sebesar 0,23% (mtm), sementara inflasi terendah tercatat di Kota Tegal, Purwokerto, dan Cilacap masing-masing sebesar 0,14% (mtm).

Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi penyumbang terbesar inflasi dengan andil 0,12% (mtm).

Kenaikan harga bawang merah, kacang panjang, dan cabai merah menjadi faktor dominan. Produksi bawang merah pada November tercatat paling rendah sepanjang tahun akibat harga benih tinggi, serangan hama, serta cuaca yang kurang bersahabat.

Selain pangan, inflasi juga dipengaruhi oleh Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya dengan andil 0,04% (mtm). Kenaikan harga emas perhiasan sejalan dengan tren harga emas dunia yang melonjak hingga 5,97% dibanding bulan sebelumnya dan 60,54% dibanding tahun sebelumnya, dipicu ketegangan geopolitik global, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, serta isu penutupan sementara pemerintahan Amerika Serikat.

Kelompok Transportasi turut menyumbang inflasi dengan andil 0,02% (mtm), terutama dari kenaikan tarif angkutan udara hampir di semua rute dan maskapai.

Lonjakan tarif ini dipengaruhi harga avtur yang meningkat serta tingginya permintaan menjelang akhir tahun.

Meski ada tekanan dari pangan, emas, dan transportasi, inflasi Jawa Tengah tetap terkendali dalam rentang sasaran.

BI menegaskan akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan kementerian terkait untuk menjaga stabilitas harga, terutama menghadapi momentum akhir tahun yang biasanya diwarnai peningkatan konsumsi.